Minggu, 02 Oktober 2011

Review Anime: Jin Roh: Another Red Riding Hood and Wolf's Tale


Ia berlari di dalam lorong dengan panik. Suara kecipak air di bawahnya tidak terdengar oleh telinganya, tetapi kecipak yang menggema di lorong yang terdengar dari kejauhan justru terdengar sangat keras di dalam kepalanya.
Nafasnya terengah, ia sama sekali tidak mengijinkan kakinya berhenti. Berhenti berarti tamat. Ia sudah mengahapal lorong-lorong gelap ini di luar kepalanya. Tempat ini adalah tempat perlindungannya.
Suara kecipak yang menggema terdengar makin kuat. Langkah-langkah berat yang menggema di dalam lorong gelap terdengar mendekatinya. Ia terus berlari keluar masuk lorong, seketika langkahnya terhenti. Ia langsung menarik tubuhnya mundur saat mendengar suara derap langkah itu di lorong di depannya.
Ia merapatkan punggungnya di dinding dan menahan nafasnya seolah pasukan dengan suara derap langkah dan kecipak air di bawah mereka akan mampu mendengar suara nafasnya.
Suara derap langkah itu dengan cepat terdengar semakin keras dan kemudian enam orang berpakaian tempur lengkap berwarna hitam melewatinya. Sebuah senapan otomatis berukuran besar tampak siaga di tangan mereka dengan amunisi menggantung di sisinya.
Pasukan Serigala.
Ia memeluk tasnya dengan erat ke dadanya menunggu pasukan itu lewat hingga melewati lorong di depannya kemudian ia langsung melesat menuju lorong yang berlawanan dengan pasukan itu. Ia terus berlari hingga tidak lagi mendengar suara rentetan senapan yang ditembakkan hingga menggema di seluruh lorong. Kemudian sebuah ledakan terdengar dan menggetarkan genangan air.
Ia berhenti sebentar, mengatur nafasnya sambil menyandarkan tubuhnya di dinding. Dan seketika ia merasakan jantungnya berhenti berdetak. Matanya melebar. Sepasang cahaya merah menatapnya dari dalam kegelapan. Sesosok berpakaian tempur lengkap berwarna hitam perlahan muncul mengarahkan senapan padanya. Sang Serigala sudah menyudutkan mangsanya.
Ironis.
Mantel merah anak itu melambai sedikit kemudian kembali pada posisinya saat anak itu berbalik dan merapatkan punggungnya ke dinding. Anak itu langsung memegang tasnya dan memeluknya dengan erat di dadanya, menatap Sang Serigala dengan panik. Ia langsung memegang cincin yang menggantung di tasnya.
“Jangan!” suara yang dikeluarkan oleh sosok hitam tegap itu jauh lebih lembut dari penampilannya yang mengintimidasi. Anak itu dengan gemetar menarik tangannya hingga kawat yang mengikat cincin itu menegang memberitahu serigala di hadapannya apa yang akan terjadi kalau saja ia menariknya hingga kawatnya terlepas.
“Kenapa?” sosok itu masih belum menyerah mencoba menghentikan anak itu. Anak itu hanya diam dan menatap Sang Serigala dengan ketakutan.
“Apa yang kau lakukan?” teriakan sosok hitam lain yang muncul tiba-tiba dari sebuah lorong, sosok itu langsung mengambil posisi siaga dengan senapan di tangannya. Tiba-tiba sekelompok berpakaian hitam lain sudah bermunculan di lorong. Hanya beberapa meter dari mereka. Mereka semua mengarahkan senjata mereka pada anak itu.
Lalu, anak itu menarik tangannya, melepaskan cincin berkawat itu hingga lepas dari tasnya, dan sebuah ledakan besar langsung memenuhi lorong itu, melemparkan kawanan serigala, mencipratkan air, dan menggetarkan dinding-dinding lorong.
Sejak awal anak itu tahu. Dongeng yang pernah didengarnya adalah bohong. Kisah yang sesungguhnya tidaklah berakhir bahagia. Kisah akhir yang terjadi pada Si Tudung Merah adalah dia tewas, serigala memakannya.
Itulah akhir cerita.
====00000000000000000000====
Yeah!
Jin Roh atawa Manusia Serigala adalah pasukan tempur khusus yang dibentuk untuk memberantas teroris. Teroris sendiri menggunakan anak-anak perempuan sebagai kurir mereka untuk mengantarkan bahan peledak pada rekan-rekan mereka, dan anak-anak itu mereka sebut dengan Si Tudung Merah a.k.a Red Riding Hood.
Kisahnya tentang Fuse, salah satu anggota pasukan khusus Jin Roh yang dikembalikan ke pelatihan militer setelah gagal mengeksekusi seorang Tudung Merah. Fuse sebenarnya memiliki skill di atas rata-rata, tetapi kelemahannya hanya dia tidak memiliki keteguhan untuk mengeksekusi. Karena itulah Henmi, seorang teman lama Fuse menjebak Fuse dan menjadikannya kambing hitam dengan mempertemukannya dengan kakak Si Tudung Merah yang kemudian dekat dengannya.
Sejak awal ternyata Fuse sudah tahu apa yang dilakukan Henmi. Ia dan pasukan khusus Jin Roh sengaja menjebak Henmi dan menghabisi musuh yang bersembunyi di dalam pasukan. Sayangnya Fuse dan kakak Si Tudung Merah sudah terlanjur saling menyukai walaupun Fuse tahu bahwa dia bukanlah kakak kandung Si Tudung Merah yang meledakkan diri di hadapannya, ia juga seorang Tudung Merah anggota teroris. Tetapi, dongeng yang sama selalu memiliki akhir yang sama. Sekali lagi Si Tudung Merah harus mati di tangan Serigala.
Kisah Tudung Merah VS Serigala kayaknya emang paling seru dibuat cerita. Mulai dari yang berasa misteri sampe yang pake eksen-eksenan gini. Padahal udah ngarep Fuse bakalan hepeli ever after ma ceweknya. Apa bole buat, tipikal film berbekgron politik sih, makanya endingnya tragis.